Suatu hari, seorang pria sedang duduk di sebuah halte menunggu bus sore seperti biasanya. Sebut saja namanya Alex, seorang karyawan yang bekerja di sebuah bank sebagai kepala OB. Tak seperti hari-hari biasanya, Alex yang selalu memainkan handphonenya saat sedang menunggu bus, hari itu ia membaca sebuah koran yang ditemukannya di ujung bangku halte. Belum juga ia akan membaca koran itu, bus pun datang dan Alex pun segera bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak masuk ke dalam bus.
Di dalam bus Alex duduk berdampingan dengan seorang pria tua, tanpa berkata apa pun ia hanya duduk sembari membuka koran yang tadi ditemukan dan belum membacanya. Selagi Alex sedang membaca koran tersebut, pria tua disampingnya tak sengaja ikut membacanya juga, namun pria itu merasa heran karena Alex dianggap aneh oleh sang pria itu, lalu pria itu bertanya pada Alex.
"Hey nak, apakah kau tidak salah membaca surat kabar?" Tanya pria tua itu kepada Alex.
Alex yang merasa kebingungan pun menjawabnya dengan santai.
"Tidak, aku hanya membaca koran ini untuk mengisi waktu perjalanan pulang saja." Jawab Alex sembari terus membaca koran itu.
"Oh begitu, itu koran keluaran bulan lalu, aku sudah membacanya." Sahut pria tua itu sembari tersenyum melihat kearah luar bus.
"Aku baru membacanya hari ini, dan aku terkejut melihat salah satu berita di koran ini." Jawab Alex dengan terus membaca salah satu berita yang membuatnya terkejut.
"Memangnya berita apa yang kau baca hingga kau menjadi kaget?" Mendengar pernyataan Alex pria tua itu pun penasaran dengan apa yang sedang Alex baca.
Usut punya usut ternyata Alex membaca berita bahwa salah seorang kriminal bernama Martin telah dibebaskan setelah menjalani 4 tahun penjara atas kasus perampokan di sebuah toko perhiasan 5 tahun yang lalu.
Mendengar Alex yang menceritakan isi berita tersebut, pria tua itu bertanya kepadanya.
"Apakah kau mengenal kriminal itu?" Tanya pria itu dengan tatapan yang penuh dengan rasa penasaran.
Alex pun menjawabnya dengan raut wajah yang datar dan sedikit gugup.
"Iya aku mengenalnya, ia adalah Martin Hugos teman semasa kecilku, kami berpisah ketika duduk di bangku SMA, aku memilih ikut bersama orang tuaku ke kota lain, sedangkan Martin bersekolah di kota ini."
Mendengar penjelasan dari Alex, pria tua itu pun kaget dan langsung memberi tahu bahwa Martin Hugos adalah salah satu muridnya dahulu. Ternyata orang yang duduk disebelah Alex adalah guru sekolah dan juga wali kelas dari teman masa kecilnya yaitu Martin Hugos.
Di lain sisi, salah seorang penumpang wanita yang sedari tadi menguping obrolan Alex dan pria tua itu mulai berbicara dan memberi tahu kepada Alex tentang siapa Martin Hugos itu. Wanita itu pun bertanya tentang berita tersebut.
"Permisi, apakah kejadian itu terjadi tanggal 24 November 2015?" Tanya wanita itu dengan ekspresi yang sedikit panik dan ketakutan.
Kemudian Alex lanjut membaca berita itu dengan teliti, dan benar apa yang dikatakan wanita itu tentang kejadian perampokan di toko perhiasan itu memang di tanggal 24 November 2015. Alex semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi.
Lalu wanita itu terkejut dan berkata bahwa ia mengenal sosok Martin Hugos, dimana Martin adalah mantan pacarnya 5 tahun yang lalu. Waktu insiden perampokan di toko perhiasan, ternyata Martin mempunyai motif mengapa ia merampok. Ternyata pada saat itu wanita tersebut sedang jalan-jalan di kota alias mereka berdua sedang pacaran. Lalu wanita itu ingin bukti keseriusan Martin dalam hubungan tersebut, singkatnya si wanita ingin segera Martin menikahinya.
Karena Martin yang pada saat itu hanyalah seorang montir di bengkel kecil dan tak berpenghasilan cukup, pada saat itu pun ia nekat merampok salah satu toko perhiasan yang mereka lewati beberapa blok lalu. Keesokan harinya ia tak pernah melihat sosok kekasihnya lagi, dan berakhirnya hubungan wanita itu dengan Martin.
Setahun kemudian wanita itu sedang menonton berita di televisi yang sedang memberitakan seorang pria bernama Martin Hugos menjadi pelaku atas perampokan dan menghilangkan nyawa seorang penjaga toko perhiasan, kemudian hakim menjatuhi hukuman 4 tahun penjara.
Alex yang mendengar cerita wanita itu pun kaget dan tak habis pikir ternyata dua orang yang tak ia kenal mengenali teman semasa kecilnya. Bahkan mereka mempunya ceritanya masing-masing. Ditengah diamnya Alex yang sedang kebingungan itu, lagi lagi seorang penumpang yang sedari tadi ikut menyimak obrolan dan cerita mereka bertiga ikut mengobrol.
Penumpang itu adalah seorang pria seumuran dengan Alex, ia mengatakan bahwa dirinya sering sekali mampir ke bengkel kecil tempat Martin bekerja. Pria itu pun menjelaskan bahwa saking seringnya ia datang ke bengkel itu, hubungannya dengan Martin semakin dekat dan mereka berteman serta sering sekali mengobrol tentang masalah perbengkelan.
"Dulu sering sekali aku datang ke bengkel tempatnya bekerja, kita sering mengobrol soal mesin motor, mobil, dan segala hal tentang perbengkelan, sampai pada hari dimana Martin tak lagi terlihat di bengkel itu dan aku melihat berita perampokan itu sama seperti yang kau katakan tadi." Kata pria kepada penumpang wanita.
Makin heran, bingung, gelisah, dan segala yang ada di kepala Alex bercampur aduk. Kenapa semua orang tiba-tiba mengenal sosok yang sama yaitu Martin Hugos.
Selagi Alex melanjutkan membaca koran itu dan beberapa penumpang membicarakan sosok Martin Hugos, seorang pria sedari awal sudah mendengar semua obrolan orang di bus itu. Pria itu adalah kenek bus yang tiba-tiba berjalan dan berdiri di depan orang-orang yang sedang mengobrol lalu ia mengatakan bahwa ia juga mengenal sosok Martin Hugos.
"Ku perhatikan dari tadi kalian sedang membicarakan seseorang bernama Martin Hugos?" Tanya kenek itu ke penumpang.
"Iya benar itu temanku yang baru bebas bulan lalu, apa kau mengenalnya juga?" Tanya Alex dengan rasa penasaran yang tinggi dan campur aduk.
Kenek itu menjawab bahwa ia mengenal Martin Hugos, ia mengatakan hal yang membuat semua penumpang seketika terkejut dan heran.
"Iya Martin Hugos adalah rekanku dan ia sekarang satu bus dengan kita." Jelas pria kenek itu.
Mendengar penjelasan pria itu, Alex langsung menoleh ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, begitu juga para penumpang lain. Mereka semua bingung karena tidak saling kenal dan mengenali satu sosok yang sama. Dicari sampai ujung bus, Martin pun tidak terlihat. Si pria kenek hanya tersenyum dan kembali mengatakan hal yang mengejutkan. [continued]
Komentar
Posting Komentar