Memahami Tidak Seremeh Itu
Setiap hari, kata “memahami” bertebaran di mana-mana. Kita sering dengar orang bilang, “yang penting saling memahami,” seolah itu kunci yang bisa membuka semua pintu persoalan. Padahal, memahami bukan hal ringan yang bisa diucap tanpa benar-benar dijalani. Memahami tidak sekadar mendengar dan mengangguk. Ia bukan hanya soal memberi ruang, tapi juga mengerti apa yang sedang terjadi dalam ruang itu. Ia tidak berhenti di kalimat, “aku paham,” tapi terus berjalan dalam bentuk perhatian, empati, dan kesediaan untuk tidak merasa paling tahu. Banyak orang ingin dipahami, tapi enggan berusaha memahami. Ingin dimengerti tanpa mau mendengar. Ingin dilayani tanpa mau melihat bahwa orang lain juga lelah. Memahami, pada akhirnya, bukan soal setuju atau sepakat. Tapi tentang mengakui bahwa sudut pandang selain milik kita juga ada dan sah untuk diperhatikan. Memahami bukan soal besar-kecilnya masalah. Kadang, justru dari hal-hal kecil lah kita diuji: Apakah kita cukup sadar untuk menahan penilaian? C...