Kenapa Konten Kamu Aman Tapi Tetap Nggak Dimonetisasi? Ini Penjelasannya

Gambar
Brand Safety: Kenapa Konten Kamu Nggak Dimonetisasi Meski Viral Di dunia kreator digital, banyak yang merasa: > "Konten gue rame kok. Kok tetep nggak dimonetisasi?" Atau lebih frustasinya lagi: "Kenapa akun orang lain bisa balik jalan, tapi akun gue stuck?" Jawaban singkatnya: karena bukan cuma soal rame. Tapi soal aman. --- 🔐 Apa Itu Brand Safety? Brand Safety adalah sebuah sistem atau kebijakan dari platform (seperti TikTok, X, Instagram, YouTube, dll) untuk melindungi reputasi brand atau pengiklan dengan memastikan iklan mereka hanya muncul di konten yang dianggap aman, netral, dan tidak berisiko secara citra. --- 🎯 Tujuannya: Agar iklan nggak tampil di konten yang bisa merusak nama baik brand, seperti konten kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, atau bahkan konten yang terlalu emosional atau memicu kontroversi. ~~~ 🤔 Bedain Yuk: Brand Iklan Platform vs Brand Endorse Langsung Di dunia konten, banyak yang mikir: > "Kan banyak brand yan...

Sekarang Gue Punya Cita-Cita Sob!!

 Hari ini gue mau cerita sedikit.


Jadi tadi gue habis dari gramedia. Kenapa gramedia tujuan gue di hari libur kayak gini? Karena sekarang gramedia bagi gue sudah seperti surga gitu. Seru aja gitu, baca buku yang udah dibuka plastiknya. Semacam testimoni bagi calon pembeli.

Gue sempet kepikiran. Kapan ya gue bisa nerbitin buku sendiri? Gue selalu bertanya-tanya seperti itu dalam hati setiap kali gue megang, lihat lihat buku di toko toko buku.

Kenapa gue suka baca buku?

Awalnya gue gak suka sama buku lho. Sama tulis menulis juga gak begitu suka. Apa lagi sama pelajaran Bahasa Indonesia. Dulu pas sekolah gue agak kurang minat dengan pelajaran itu.

Namun semuanya berbalik, sekarang gue mulai menyukai pelajaran itu. Dan ternyata sangat penting dan memang sangat berguna. Dari kata demi kata yang dulu gue anggap cuma kata semata ternyata banyak maknanya.

Sekarang gue mulai suka dengan membaca dan menulis. Karena gue mengenal Twitter. Sebuah situs dan sekarang sudah menjadi sebuah aplikasi di handphone. Sekarang semua orang sudah pakai Twitter. Dulu kemunculannya di tahun 2009 booming sekali. Tapi gue belum bisa mengkases internet dan handphone dulu belum secanggih sekarang. Dan juga gue belum mengenal apa itu Twitter. Internet saja dulu gue belum mengenal.

Gue mengenal internet pas kelas 6 SD. Dulu pertama kali gue kenal warnet. Warung internet.

Lah kenapa jadi bahas masa kecil gue. Itu beda tema. Gue mau cerita tentang gue yang tadi ke toko buku.

Intinya gue suka baca dan menulis karena Twitter. Di situ soalnya memuat konten tulisan. Dan gambar dulu jarang sekali. Gue bergabung ke twitter tahun 2015. Bisa dibilang gue anak ingusan lah di Twitter. Sempet ilang akun gue karena gue jarang buka.

Gue aktif lagi di tahun 2018. Jadi gue makin jadi deh tuh anak ingusan Twitter. Gue mengikuti akun akun penulis gitu. Cuitan mereka bagus-bagus. Penulis-penulis yang gue follow diantaranya ada "@FiersaBesari, @dsuperboy, @ntsana_, @Briankhrisna"

Selain itu juga ada beberapa akun motivasi dan juga akun yang memposting kata kata bijak gitu sih.

Jadi dari situ gue berusaha keras untuk lebih suka membaca dan menulis. Gue sekarang punya cita-cita. Yesssss!!! Gue pengen jadi penulis. Biar kalian, lu lu pada bisa menyoplok plastik buku gue.

Cita-cita gue sederhana sekali anjir.

Ya gitu lah hari ini. Sebenernya ada lagi. Tapi ntar ah gue pisah aja postingannya biar ada dua postingan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minat Dulu, Baru Baca: Realita yang Sering Kita Lupakan

Trust Issue atau Caper Berkedok Luka?

Naiknya Konten Buatan AI: Sekilas Tentang Teknologi VO3 dari Google