Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Kita Capek Sendiri Gara-Gara Pikiran Sendiri — Makna Kalimat Seneca yang Ngena Banget

Pernah nggak sih, lo capek mikirin sesuatu yang… sebenernya belum tentu kejadian? Gue sih sering. Dan gara-gara itu, pas nemu kutipan ini dari Seneca, gue ngerasa kayak ditempeleng halus: “We suffer more often in imagination than in reality.” – Seneca Gampangnya gini — kita tuh sering menderita duluan di kepala, padahal di dunia nyata belum ada apa-apa. Contohnya banyak banget: – Overthinking mau chat orang, takut nggak dibales. – Deg-degan mau presentasi, bayangin bakal nge-blank. – Khawatir besok dimarahin bos, padahal belum tentu. – Mikirin mantan yang udah nggak mikirin kita (nah lho). Padahal kenyataannya? Seringkali pas dijalanin, semuanya baik-baik aja. Nggak sehoror bayangan kita. Cuma pikiran sendiri yang doyan bikin drama, bikin skenario versi sinetron Indosiar. Gue jadi inget… beberapa kali gue batal ngelakuin hal penting cuma karena udah keburu capek mikirin “jangan-jangan” . Kayak misalnya, ada peluang kerjaan baru yang oke. Eh, gue malah mikirin: – Jangan-jangan nggak coc...

3 SERANGKAI [UNDANGAN PESTA]

Gambar
  Terdengar sebuah kabar tentang tetangga baru yang bernama Pak Sueb, seorang miliarder yang baru pindah dari kota. Pak Sueb dikenal sebagai pengusaha jual beli ketombe yang sukses, bisnis yang aneh namun menguntungkan. Suatu sore, Ciko, Jamal, dan Fuad menerima undangan pesta dari Pak Sueb untuk merayakan kepindahannya. Dengan penuh antusias, mereka memutuskan untuk menghadiri pesta itu. Sesampainya di depan rumah mewah Pak Sueb, mereka ternganga kagum melihat kemegahan bangunan yang mirip istana. Ciko segera mengeluarkan rencana isengnya, seperti biasa. "Coy, kita harus eksplor rumah ini! Siapa tahu ada hal menarik yang bisa kita jadikan kenangan," bisik Ciko dengan mata berkilat. "Apapun deh, asal nggak bikin masalah," jawab Jamal sambil menghela napas. "Aku ikut aja, apa pun keputusan kalian," ujar Fuad sambil menggaruk kepala. Mereka pun masuk ke dalam rumah Pak Sueb. Begitu mereka melangkah ke ruang tamu, mata mereka tertumbuk pada sebuah lukisa...

3 SERANGKAI [PROLOG]

Gambar
Di sebuah desa yang damai, tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan dan hamparan sawah yang luas, hiduplah tiga sahabat dengan segala kekonyolan mereka. Desa itu bernama Desa Sukatani, tempat di mana segala kesederhanaan dan kedamaian menjadi keseharian. Namun, di balik ketenangan desa itu, tersimpan tiga karakter yang mampu merusak keheningan dengan berbagai kelucuan yang terjadi setiap hari. Ciko, si usil yang tak pernah kehabisan akal untuk membuat kekacauan. Senyumnya yang selalu merekah, menyembunyikan niat-niat jahil yang sudah direncanakannya sejak pagi. Ketika orang-orang desa mulai bekerja, Ciko sudah menyiapkan serentetan kejutan kecil untuk mereka. Di satu pagi, ia mengendap-endap di balik tumpukan jerami, menunggu mangsanya. Jamal, si pendiam yang cerdas namun selalu mendapat sial, adalah sahabat setia Ciko sejak kecil. Meski sering menjadi korban keusilan Ciko, Jamal tetap bertahan karena di balik semua kesialan itu, ia tahu sahabatnya hanya ingin menciptakan tawa. Dengan ...

CERPEN TIGA SAHABAT "RONDA"

Gambar
 Suatu malam yang tenang di Desa Sukamaju, Ciko, Jamal, dan Fuad mendapat giliran ronda. Ini adalah pertama kalinya mereka bertiga melakukan ronda bersama. Ciko, si usil yang tak pernah kehabisan ide, Jamal, si pendiam yang cerdas namun selalu apes, dan Fuad, si patuh yang selalu mengikuti apapun yang dikatakan Ciko, mulai berkeliling desa dengan membawa pentungan dan senter. "Eh, Fuad, coba kamu nyalain senternya. Kita harus waspada, siapa tahu ada yang mencurigakan," perintah Ciko. "Baik, Ciko," jawab Fuad dengan patuh. Namun, senter Fuad ternyata mati. "Aduh, kok nggak nyala ya?" Jamal yang selalu siap dengan solusi segera mengambil baterai cadangan dari sakunya. Namun, sial bagi Jamal, saat ia mencoba memasukkan baterai itu, salah satu baterainya jatuh ke dalam got. "Ah, sial! Selalu begini nasibku," keluh Jamal. Ciko tertawa kecil melihat kejadian itu. "Hahaha, Jamal, kamu benar-benar ahli dalam hal apes." Setelah beberapa saat, ti...