Ketika Ladang Cuan Mereka Kering, Kita yang Disiram Sampahnya
Gue nggak tau harus ketawa atau prihatin. Tiap buka Twitter, yang nongol bukan lagi orang curhat, orang diskusi, atau orang ngelempar insight. Yang nongol tiap scroll justru orang yang sama, dengan pola yang sama, template yang sama, caption yang gitu-gitu aja, tapi sekarang beda—mereka lagi ngeluh. Kenapa? Karena ladang cuan mereka lagi kering. Gaji Twitter mereka mandek. Ada yang dipause, ada yang cairnya dikit, ada yang hilang total. Dan gue cuma bisa mikir, "Loh, kirain kalian ngonten itu karena passion?" Satu sisi, gue ngerti ya, orang kerja pasti pengen hasil. Punya target, punya kebutuhan. Tapi sisi lain, gue juga ngelihat cara mereka ngurus akun tuh udah kayak pabrik. Ada yang punya 3-5 akun centang biru. Ada yang ngaku di bio 'influencer, digital creator' padahal captionnya cuma ngedit dikit dari copas orang. Ada yang lebih niat lagi, rekrut admin buat ngurus akun-akun mereka yang centang biru semua, biar bisa 'nambang' cuan lebih ...