Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Kenapa Konten Kamu Aman Tapi Tetap Nggak Dimonetisasi? Ini Penjelasannya

Gambar
Brand Safety: Kenapa Konten Kamu Nggak Dimonetisasi Meski Viral Di dunia kreator digital, banyak yang merasa: > "Konten gue rame kok. Kok tetep nggak dimonetisasi?" Atau lebih frustasinya lagi: "Kenapa akun orang lain bisa balik jalan, tapi akun gue stuck?" Jawaban singkatnya: karena bukan cuma soal rame. Tapi soal aman. --- 🔐 Apa Itu Brand Safety? Brand Safety adalah sebuah sistem atau kebijakan dari platform (seperti TikTok, X, Instagram, YouTube, dll) untuk melindungi reputasi brand atau pengiklan dengan memastikan iklan mereka hanya muncul di konten yang dianggap aman, netral, dan tidak berisiko secara citra. --- 🎯 Tujuannya: Agar iklan nggak tampil di konten yang bisa merusak nama baik brand, seperti konten kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, atau bahkan konten yang terlalu emosional atau memicu kontroversi. ~~~ 🤔 Bedain Yuk: Brand Iklan Platform vs Brand Endorse Langsung Di dunia konten, banyak yang mikir: > "Kan banyak brand yan...

Kecewa

 "Kau alasanku bahagia." Satu kalimat yang dia beritahu kepadaku, Namun aku ragu dengan kalimat tersebut. Aku menganggapnya teman, dan lebih dari teman. Begitu juga dia. Pertama kali melihatnya aku tertarik. Kedua mengenalnya makin menarik. Ku whatsApp dia merespon baik. Kulihat profilnya memang cantik. Hari demi hari ku kirim pesan a-z. Dia merespon baik terhadapku. Namun saat ada teman memberitauku. Bahwa dia masih terikat pada seseorang. Diriku mulai goyah dan tak tau arah. Makin hari rumor itu menghantui. Aku masih tak percaya. Temanku mengirim pesan. Berisi foto foto dia bersama orang itu. Aku kaget dan lantas ingin marah! Tapi.. Buat apa marah, toh aku yang ngebet. Aku tak memikirkannya. Dia terus merespon baik kepadaku. Bahkan sering sekali jika aku tak menghubunginya dia mencariku. Begitupun sebaliknya. Hatiku berkata, sepertinya dia tertarik padaku. Dari lirikan mata pada saat dia melihatku, hatiku sungguh merasakan perasaan yang amat sangat bahagia. Aku yakin, dia p...

Hai Juga.

Mungkin bukan cuma kamu yang bahagia, tapi aku akan merasakan apa yang kamu rasakan juga. Kalau kamu merasa senang saat membuatkanku makanan setiap hari dengan menu yang berbeda-beda. Diriku akan sangat sibuk melihatmu keteteran membuatkan masakan paling enak menurutmu yang bahkan kadang, mungkin seluruh laki-laki di dunia akan berbohong soal rasa masakan wanita. Demi membuat wanita tidak merasa bersedih. Aku akan sibuk memperhatikanmu sambil tersenyum bahagia. Bagaiamana repotnya kamu memotong sayur, menanak nasi sampai-sampai lupa kalau air sudah mendidih dan kamu belum menyelesaikan memotong sayuran. Dibalik itu, bahagiaku ada untukmu. Akan selalu kuhabiskan setiap masakanmu. Yang kamu buat dengan sepenuh hati dan susah payah itu. Dengan segala tetek bengek yang aku minta, mulai dari cabai, bawang goreng, sambal, dan kerupuk pun kamu penuhi. Dimanapun kamu sekarang, jaga baik-baik juga dirimu. Semoga disana kamu juga baik-baik saja. Jangan khawatirkan diriku, disini aku juga sed...

MANIS ASIN HIDUP (Cerpen)

Di sebuah rumah kontrakan tinggal lah dua orang pemuda bernama Mocin dan Lancrit. Mocin adalah seorang pria rantauan dari luar Jawa, sedangkan Lancrit adalah perantauan dari desa pelosok. Mereka berdua kuliah di tempat yang sama dan tinggal di satu kontrakan yang sama. Kehidupan mereka berdua bisa dibilang sangat bertolak belakang. Mocin yang hidup dengan segala kekurangannya alias miskin. Dan si Lancrit yang hidup dengan serba berkecukupan alias kaya. Pada suatu pagi si Mocin menangis sambil mengeluh mengenai hidupnya. "Ya Allah laper banget, kepengin makan tapi gak punya uang.." Mocin mengeluh. Dengan ekspresi wajah sedih sambil tiduran memeluk guling yang entah sudah berapa bulan tidak pernah dijemur. Dari luar kamar si Lancrit mendengar keluhan Mocin. Lalu menengok Mocin ke kamarnya. Dengan perasaan senang dan bahagia sekali, si Lancrit tak tanggung-tanggung mengejek si Mocin yang tengah kelaparan dan tengah bersedih menghadapi kesulitan ekonomi. Bukannya menolong mal...