Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

[EN] When Numbers Matter More Than Meaning

Gambar
You ever feel like your timeline’s turning into a masquerade? Everything looks loud, colorful, buzzing with applause—but if you really stop and look… it’s empty. Hollow. Fake. Like chewing old gum—there’s a hint of sweetness, but mostly, it’s just gross. I catch myself scrolling slowly, silently asking, “What are people even *doing* here? What are they chasing?” And in the middle of all that noise, there’s one pattern I’ve never really vibed with: support circles. You know the ones—where accounts exist just to boost each other. You like mine, I reply to yours, you retweet me, I quote you. It’s like a mutual validation ritual. But none of it’s honest. Not because the content’s good, but because there’s this silent contract: “You scratch my back, I’ll scratch yours.” And now it’s even weirder. People are getting paid. There’s that little blue check they pay for—not because their content has integrity, but because it helps grease the algorithm. So it’s no longer just interacti...

Hidup serba tak menentu

 Sering ngerasain yang namanya bosan dan jenuh tanpa sebab. Semua hal yang tadinya terasa menyenangkan tiba-tiba saja jadi sangat membosankan, bahkan sangat tidak disukai dan dibenci. Sudah menghibur diri dengan segala macam kegiatan tapi tetap saja tidak menemukan mood kembali. Rasanya ingin sekali menyudahi kebosanan ini. Menemukan kembali mood yang hilang dengan melakukan kegiatan apa pun itu. Tapi tak kunjung menemui titik terang dari permasalahan yang satu ini. Semuanya terlihat biasa saja, malas, bete, dan melelahkan. Kadang dalam situasi seperti ini, bertemu dan mengobrol dengan seseorang terasa kurang nyaman. Kemungkinan butuh hiburan yang benar-benar hiburan. Atau mungkin juga sudah lama nggak pergi liburan. Capek dengan segala hal yang sedang dialami. Bahu untuk bersandar seperinya yang dibutuhkan saat ini. Bukan nasihat atau motivasi yang kadang kuping kanan mendengar namun lima menit kemudian kuping kiri terasa mempersilahkan nasihat itu untuk pergi dari dalam k...

Rasa-rasanya

 Ketika merasakan yang namanya hidup menderita, kadang ingin sekali diri ini segera menuntaskan, menghilangkan penderitaan tersebut. Melakukan berbagai cara, berbagai kegiatan, dan beberapa usaha namun penderitaan tak kunjung pergi dari kehidupan ini. Rasanya ingin sekali bercerita kepada sesorang. Tapi semakin kesini sangat sulit sekali menemukan orang yang bisa diajak bertukar pikiran. Bahkan menemukan orang yang bisa menjaga rahasia kita pun sangat sulit sekali. Pada akhirnya hanya lelah yang ditemui, bukannya bahagia malah tambah merasa sengsara, sedih, dan jauh dari yang namanya rasa senang. Cuma bisa nguat-nguatin diri sendiri. Menangis di pojokan kamar, merenungi nasib yang tak seberuntung orang lain. Yang bisa merasakan bahagia setiap hari. Sedangkan diriku hanya bisa menunjukkan ekspresi bahagia padahal dalam diri ini teras sedih yang sangat amat mendalam. Kalau pun mengobrol dengan tembok bisa jadi jalan terbaik. Mungkin setiap ada masalah, tembok bisa jadi ...